Kamis, 22 Juni 2017

LAPORAN AGROKLIMATOLOGI - Pengenalan Alat-Alat BMKG

BAB I
PENDAHULUAN



A.  Latar Belakang
Unsur-unsur cuaca dan iklim di lapangan memberikan pengaruh terhadap kehidupan tanaman atau ternak dalam bentuk interaksi yang seringkali sangat kompleks. Kadang-kadang sulit untuk melihat pengaruh suatu unsur cuaca atau iklim terhadap tanaman atau ternak, tanpa memperhatikan pengaruh unsur cuaca/iklim lainnya. Sejalan dengan luasnya data biologi/fisiologi yang diperlukan untuk menilai pertumbuhan, perkembangan dan produksi maka dibutuhkan bermacam data cuaca/iklim yang mempengaruhinya. Pengaruh cuaca/iklim terhadap tanaman atau ternak baru dapat diketahui setelah kita hubungkan "rekaman" proses metabolisme yakni data biologi dengan "rekaman" proses perubahan atmosfer yakni data cuaca. Tanaman yang berasal dari benih yang sehat, cukup haranya dan kebutuhan airnya, maka pertumbuhan dan perkembangannya sepenuhnya tergantung pada perubahan cuaca selama periode hidupnya. Gejala pertumbuhan dinyatakan oleh pertambahan satuan panjang, volume dan berat hasil fotosintesis yang disimpan dalam organ tubuhnya. Dari tiga macam parameter pertumbuhan tersebut dapat dipilih yang paling praktis untuk digunakan. Pengukuran lebih jauh sering diperlukan terhadap kadar zat-zat tertentu di dalamnya antara lain kadar pati, gula, air, selulose, minyak dan sebagainya. Perkembangan tanaman dapat diartikan sebagai perubahan bentuk, struktur dan komposisi, serta fungsi dari bagian tanaman secara teratur.

B.  Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahuhi tugas-tugas BMKG, mengetahui alat-alat apa saja yang ada di BMKG beserta fungsinya dan dapat menganalisis pentingnya BMKG bagi masyarakat maupun dalam ilmu kehutanan.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



A.  Pengertian BMKG
        BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) di indonesia merupakan lembaga pemerintahan non departemen yang mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Meteorologi
        Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau membahas pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer. Di bidang meteorologi BMKG menyediakan banyak sekali informasi penting yang mungkin belum kita sadari. Antara lain Prakiraan Cuaca, Citra Satelit, Prakiraan Angin, Potensi Banjir, Cuaca Pelayaran, Kebakaran Hutan, serta Cuaca Penerbangan. Prakiraan Cuaca sendiri sudah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai tugas BMKG, namun bagaimana dengan informasi meteorologi lainya.  Jika informasi di atas benar- benar dipergunakan secara maksimal maka tingkat kerusakan dan kecelakaan akibat cuaca ekstrem dapat diminimalisir. Selain itu informasi Cuaca Pelayaran tentu sangat penting buat para nelayan yang merupakan salah satu profesi umum masyarakat Indonesia. Informasi penting lainya yaitu tentang bencana banjir dan kebakaran hutan. Melalui informasi kebakaran hutan kita bisa melihat daerah mana yang memiliki potensi kebakaran tertinggi bahkan terdapat prediksi hingga 6 hari kemudian. Dan satu lagi adalah informasi cuaca penerbangan. Perlu diketahui bahwa tenaga- tenaga BMKG disebar hampir ke seluruh bandara internasional hingga bandara perintis di seluruh wilayah Indonesia. Sebuah pesawat tidak akan bisa terbang jika tidak mempunyai informasi cuaca penerbangan dari BMKG.

Klimatologi
        Klimatologi adalah cabang dari meteorologi yang mempelajari rata-rata gejala perubahan cuaca di atmosfer dalam jangka waktu yang sangat lama. Bidang klimatologi memiliki fungsi yang hampir seperti meteorologi namun dengan jangka waktu lebih panjang seperti prakiraan hujan dalam sebulan dan prakiraan musim. Informasi perubahan iklim ini sangat penting untuk sektor pertanian. Bidang Kualitas Udara memberikan informasi tentang kandungan gas SO2 dan NO2 di beberapa daerah di Indonesia. Perlu diketahui gas tersebut merupakan gas yang sangat berbahaya bagi saluran pernapasan kita jika kandunganya melebihi nilai standar tertentu. Selain itu juga terdapat informasi tentang sebaran asap akibat kebakaran hutan yang juga berbahaya bagi kesehatan.

Geofisika
        Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Dalam bidang Geofisika lebih dikenal dengan bagian gempa.  Masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan gempabumi karena hampir seluruh daerah Indonesia pernah mengalami gempa bumi. BMKG menyediakan informasi gempabumi terkini dan gempabumi dirasakan. Namun BMKG tidak menyediakan prediksi gempabumi karena sampai sekarang belum ditemukan metode untuk memprediksi terjadinya gempabumi. Namun dari informasi tersebut kita bisa mengetahui daerah mana yang sering terjadi gempa dan daerah mana yang cenderung aman dari gempabumi. Gempabumi diukur dengan skala Richter dan MMI. BMKG juga menyediakan tentang definisi dari skala MMI dan cara antisipasi jika terjadi gempa. Tidak semua gempa dapat menimbulkan tsunami sehingga BMKG memberikan informasi tentang potensi tsunami setiap terjadi gempa. Penyebaran tentang berita tsunami sudah sangat baik di Indonesia terbukti dengan adanya pemasangan sirine serta banyaknya simulasi evakuasi tsunami. Informasi geofisika yang lain adalah gaya berat, tanda waktu, magnet bumi, dan petir. Gaya berat dan magnet bumi mungkin tidak terlalu penting untuk masyarakat secara umum. Tapi informasi ini sangat penting dalam kegiatan eksplorasi dan aktivitas kebumian lain. Selain itu magnet bumi juga berguna dalam kegiatan navigasi, pemetaan, serta penerbangan. Tanda waktu yang dimaksud dalam bidang geofisika adalah informasi pengamatan hilal dalam penentuan awal bulan Ramadhan serta Idul Fitri. Selanjutnya bidang Geofisika juga memberikan informasi sebaran petir di beberapa kawasan di Indonesia. Informasi ini sangat penting karena kita bisa melihat daerah mana yang mempunyai tingkat sebaran petir tertinggi sehingga bisa meminimalisir kerugian materi yang diakibatkanya. Satu lagi adalah informasi seismologi teknik yang berisi informasi peta sebaran gempa di Indonesia serta rancangan bangunan tahan gempa. Jika dilihat dari tugas dan fungsi BMKG di atas kita bisa mengira bahwa alat- alat yang digunakan BMKG merupakan alat yang sangat canggih. BMKG sendiri memeliki banyak UPT yang dibagi menjadi Stasiun Meteorologi, Stasiun Klimatologi, dan Stasiun Geofisika yang disebar dari Sabang hingga Merauke. Namun banyak masyarakat yang kurang menyadari peran dan fungsinya.. Melalui Stasiun Meteorologi di berbagai daerah kita bisa mendapatkan informasi prakiraan hujan dan lain- lain yang penting untuk penerbangan dan pelayaran. Begitu pula dengan stasiun klimatologi yang menyediakan informasi iklim yang penting bagi pertanian.  Dan Stasiun Geofisika yang menyediakan informasi gempa, magnet bumi, serta petir yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Informasi di atas disebar secara berkala melalui media cetak dan elektronik. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya apapun untuk melihatnya. Sekarang tinggal kesadaran masyarakat kita yang perlu ditingkatkan tentang pentingnya informasi tersebut. Terlebih untuk petani dan nelayan yang merupakan pekerjaan dari sebagian besar rakyat Indonesia. Selain itu kita bisa melihat di situs www.bmkg.go.id untuk mendapatkan informasi di atas. Di beberapa tayangan televisi juga sering disiarkan info dari BMKG. Bahkan BMKG juga menyediakan informasi data melalui layanan SMS. Tapi masyarakat juga harus waspada terhadap informasi palsu yang mengatasnamakan BMKG.




B.  Pengertian Cuaca dan Iklim

Definisi Cuaca dan Iklim

Cuaca:
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat dan tempat yang relatif sempit

Iklim:
Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang relatif lama.

Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca dan Iklim

1.  Radiasi Matahari
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi matahari datang ke bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi matahari terbesar terjadi di daerah tropis.

2.  Temperatur Udara
Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur temperature udara adalah termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara suatu daerah adalah :
a.  Sudut datang sinar matahari
b.  Cerah tidaknya cuaca
c.  Lama penyinaran matahari
d.  Letak lintang
e.  Ketinggian tempat

3.  Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekenan udara adalah temperature udara. Daerah yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum sedangkan daerah yang pemanasannya kurang, bertekanan maksimum.


4.  Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara. Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer.

5.  Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara.

6.  Awan
Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Awan yang mencapai permukaan bumi disebut kabut


7.  Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan adalah ombrometeratau disebut raingauge. Berdasarkan bentuknya hujan dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan es. Berdasar proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang terjadi di daerah sub tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin.
1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika.

C.  Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Vegetasi
Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan tumbuhan, yaitu:
·    Naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer.
·         Berubahnya pola curah hujan
·         Makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) seperti El Nino dan La-Nina
·         Naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara


Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Vegetasi di Daerah Tropis

Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan minimum berkisar antara 1.750 millimetre (69 in) dan 2.000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun. Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata (jumlah bulan kering < 2).  Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang tahun.

Hutan Musim
Hutan musim dapat disebut sebagai suatu bioma berupa hutan yang biasa ditemukan di wilayah tropis dan subtropis atau iklim monsoon (kemarau dan hujan) dengan macam tumbuhan sejenis. Wilayah-wilayah ini memiliki iklim hangat sepanjang tahun, tapi mengalami musim kering (kemarau) yang tak kalah panjangnya selama beberapa bulan. Meskipun begitu, curah hujan pun turun di daerah ini hingga beberapa ratus millimeter tiap tahunnya, bahkan dapat lebih.
         Di musim kering yang panjang banyak tumbuhan terpaksa menggugurkan daun-daunnya. Tentu saja, hal ini dapat mempengaruhi kehidupan makhluk di dalam hutan musim. Oleh karena itulah, hutan ini disebut musiman atau ada pula yang menyebut dengan hutan luruh daun. Dalam Bahasa Inggris, istilah ini biasa disebut dengan tropical seasonal forest (hutan tropis musiman), tropical and subtropical deciduous forest (hutan dengan daun berguguran di daerah tropis dan subtropis), tropical and subtropical dry broadleaf forest (hutan berdaun lebar di daerah tropis dan subtropis), atau ringkasnya tropical dry forest (hutan tropis kering).


Sabana
Sabana adalah padang rumput yang dipenuhi oleh semak / perdu dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia. Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara daerah tropis dan subtropis. Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika, Amerika Selatan, dan Australia. Kurangnya curah hujan menjadi pendorong munculnya sabana. Sehingga sabana dikenal juga padang rumput tropis. Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk menjadi hutan.
Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat. Tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda, yaitu musim kering dan musim basah. Pada musim kering, hanya ada 4 inci curah hujan. Bahkan di antara bulan Desember dan Februari tidak ada hujan sama sekali. Namun di musim kering, cuaca terasa lebih dingin. Sedangkan pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan.

Stepa
Dalam geografi fisik, stepa (bahasa Inggris: steppe, bahasa Rusia: степь, bahasa Ukraina: степ, bahasa Kazak: дала) adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau); mirip dengan prairie, walaupun suatu prairie umumnya dianggap didominasi oleh rumput tinggi, sedangkan stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek. Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun.
Iklim pada garis lintang tengah dapat digambarkan dengan musim panas yang panas dan musim dingin yang dingin, dengan curah hujan atau ekivalen salju rata-rata 250-500 mm per tahun. Pada daerah tropis, curah hujan yang dibutuhkan untuk membedakan stepa dan gurun dapat berjumlah setengahnya karena besarnya evapotranspirasi yang terjadi. Di Indonesia, wilayah yang dikenal banyak memiliki stepa adalah Nusa Tenggara Timur.

Gurun
Dalam istilah geografi, gurun, padang gurun atau padang pasir adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit - kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun.
Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut erg dan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari gurun. Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering (bahasa Inggris: arid) atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil.

Vegetasi di Daerah Sub Arktik
Taiga adalah hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.  Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, beruang, rubah, serigala, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur. Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi. Ciri-ciri taiga yaitu mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan sangat singkat yaitu berlangsung selama 1-3 bulan. Kemudian selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah.  Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis tumbuhan. Pohon-pohon di daerah taiga mempunyai daun yang terbentuk seperti jarum dan mempunyai zat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Contoh jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch,jumper, dan spruce. Kondisi tersebut menyebabkan hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah taiga.


Dampak Terhadap Ekosistem Hutan
Akibat perubahan iklim, ekosistem hutan terancam kebakaran akibat panjangnya musim kemarau. Sedangkan pada saat musim hujan dapat menyebabkan banjir. Jika kebakaran hutan atau banjir terjadi secara terus-menerus, maka akam mengancam spesies flora, sehingga yang dapat merusak penghidupan fauna dan manusia.

Dampak Terhadap Ekosistem Kutub
Karena suhu udara di kutub dingin, hanya sedikit tumbuhan yang tumbuh di kutub, Bibitnya sangat kuat dan dapat bertahan selama ±5 tahun.  Sejumlah keanekaragaman hayati terancam punah akibat peningkatan suhu bumi. Setiap individu harus beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, sementara habitatnya akan terdegradasi. Spesies yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Contoh vegetasi kutub: buttercup kutub utara, rumput tussock kutub selatan, tumbuhan willow kutub selatan, lumut kerak kutub selatan, tanaman saxifrage, lumut kutub   utara dan tanaman berwarna cerah di kutub utara.  

Dampak Pada Daerah Arid Dan Gurun
Gurun adalah suatu daerah yang hanya menerima curah hujan yang sedikit. Curah hujan di daerah padang gurun hanya berkisar 250mm per tahun. Kondisi disekitar padang gurun ini sangat gersang. Sinar matahari sangat terik dan disertai dengan penguapan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan hanya tumbuhan duri saja yang dapat hidup dan beradaptasi didaerah ini. Adanya pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim mengakibatkan meluasnya wilayah gurun (desertifikasi).

Dampak Pada Ekosistem Pertanian
Perubahan iklim global dihadapkan pada kondisi cuaca yang makin tidak menentu, perubahan suhu ekstrem dan perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim tersebut menyebabkan berubahnya periode musim tanam tanaman pertanian. Hal ini akan mengakibatkan beberapa spesies harus beradaptasi dengan perubahan pola tanam tersebut. Contohnya adalah penanaman padi pada musim penghujan yang biasanya dapat ditanam dua kali dalam setahun, namun dengan adanya perubahan iklim, panen kali kedua akan menjadi lebih rentan.

Dampak Ekologis Bagi Wilayah Pesisir (Mangrove)
Pemanasan global yang merupakan salah satu perubahan iklim telah memberikan dampak buruk bagi wilayah pesisir karena dapat memicu terjadinya badai dan abrasi yang dapat merusak ekosistem daerah pesisir (mangrove). Selain itu, pemanasan global juga memberikan dampak bagi kehidupan biota laut. Peningkatan suhu air laut yang berkisar antara 1-3ºC mengakibatkan meningkatnya potensi kematian dan pemutihan terumbu karang di perairan tropis.











BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM



A.  Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum lapangan mata kuliah Agroklimatologi ini dilaksanakan di BMKG Temindung Samarinda pada hari Rabu, 12 April 2017 pukul 14.00 sampai dengan jam 17.00 WITA.


B.  Alat dan Bahan Praktikum

Alat Praktikan :
1.      Alat tulis
2.      Papan LJK
3.      Kamera

Alat-Alat BMKG :
1.      Sangkar Meteorologi
2.      Phsycrometer
3.      Termohigrograph
4.      Campbell Stokes
5.      Anemometer 10 Meter
6.      Automatic Rain Sampler
7.      High Volume Sampler (HV Sampler)
8.      Theodolite
9.      Penakar Hujan Otomatis Hillman
10.  Penakar Hujan Obs
11.  Panc Evaporimeter
12.  Cup Counter Anemometer
13.  Penakar Hujan Obs
14.  Barometer Air Raksa
15.  Barograph



C.  Prosedur Praktikum
1.      Peserta praktikum mengunjungi lokasi praktikum di BMKG Temindung Samarinda.
2.      Setiap kelompok mempersiapkan alat tulis, papan LJK dan Kamera.
3.  Memperhatikan penjelasan dari narasumber lalu mencatat nama alat-alat beserta penjelasan dan fungsinya.
4.      Alat-alat difoto sebagai dokumentasi.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
Nama Alat
Fungsi
Sangkar Meteorologi
Menempatkan alat meteorologi yang cukup sensitif yang tidak bisa terkena radiasi langsung dari matahari, terpaan angin langsung, dan curah hujan langsung
Phsycrometer
Mengukur Suhu Udara / Temperatur, suhu  Titik embun / pengembunan, dan kelembaban Udara.
Termohigrograph
Mencatat dan mengukur kelemba ban udara dan suhu udara
Campbell Stokes
Mengukur lamanya pen yinaran maatahari
Anemometer 10 Meter
Mengukur arah dan kecepatan angin
Automatic Rain Sampler

Menampung  atau  mengumpulkan  sampel  air hujan.
High Volume Sampler
Mengukur  kualitas  udara dan mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter)
Theodolite

Mengukur arah dan  kecepatan angin dilapisan atas
Penakar Hujan Otomatis Hillman
Mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan
Penakar Hujan Obs
Mengukur jumlah curah hujan
Panc Evaporimeter
Mengukur evaporasi atau penguapan pada periode waktu tertentu
Cup Counter Anemometer
Mengukur rata-rata kecepatan angin selama periode tertentu

Barometer Air Raksa
Mengukur tekanan udara
Barograph
Mengukur tekanan udara secara otomatis (merekam sendiri hasil pengukurannya)


B.  Pembahasan

Taman Alat Meteorologi
 Taman  alat  meterologi  merupakan  taman  yang  digunakan  untuk menempatkan alat-alat klimatologi dan taman ini mempunyai luas 20x15 m². Syarat  dalam  membuat  taman ini  yaitu  harus  di  tempatkan  pada  permukaan yang  datar,  ditanam  rumput,  posisinya  memanjang  menghadap  barat-timur, syarat  ini  berfungsi  untuk  mengatur  pantulan  sinar  matahari  agar  proses penyerapan  sinar  matahari  pada  permukaan  berjalan  seimbang. Taman alat diberi pagar/kawat disekelilingnya setinggi ± 1 meter, untuk melindungi alat-alat terhadap gangguan binatang dan lain-lainnya

Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi merupakan sebuah bangunan berbentuk rumah yang digunakan untuk menempatkan alat meteorologi yang cukup sensitif yang tidak bisa terkena radiasi langsung dari matahari, terpaan angin langsung, dan curah hujan langsung. Pintu Sangkar dibuat menghadap utara–selatan, agar saat pembacaan berlangsung tidak terkena radiasi langsung dari matahari yang edaran  semunya dari timur ke barat. Sangkar meteorologi dicat putih agar sinar pantulnya lebih besar dari sinar yang  diserap, sehingga pengaruh langsung dari radiasi matahari dapat diperkecil.

Kegunaan dari Sangkar Meteorologi adalah : 
1.      Menahan tiupan angin kuat/kencang.
2.      Menghindari pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulan cahaya dari benda sekitarnya.
3.      Menghindari terkena jatuhan langsung dari tetes-tetes air hujan.
4.  Menghindari pengaruh local dari gradient suhu tanah akibat adanya pemanasan dan pendinginan dari permukaan tanah setempat.

Alat Pengukur Suhu

1.  Thermometer Bola Kering
Thermometer Bola Kering berfungsi untuk mengetahui sushu udara dalam c° diamati setiap 1 jam sekali. Thermometer ini di pasang secara vertical didalam sangkar meterologi.
Bagian-bagian alat :
Thermometer bola kering terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
1.      Air raksa
2.      Bola temometer
3.      Skala suhu

2.  Thermometer  Maximum
Thermometer  Maximum berfungsi  untuk mengukur  suhu  udara  tertinggi dalam 1 hari, diamati jam 12.00 utc/ jam 20.00 wita malam. Alat ini di pasang secara vertical di dalam sangkar meterologi.

Bagian-bagian alat :
Thermometer maximum terdiri dari 4 bagian utama yaitu:
1.      Bola thermometer
2.      Air raksa
3.      Skala suhu
4.      Celah sempit

3.  Thermometer  Minimum
Thermometer  Minimum  berfungsi  untuk mengukur  suhu  udara  terendah dalam 1  hari,  diamati  jam  00.00  utc/  jam  08.00  wita  pagi. Alat  ini  dipasang secara vertical di dalam sangkar meterologi

Bagian-bagian alat :
Thermometer minimum terdiri dari 4 bagian utama yaitu:
1.      Bola thermometer
2.      Alkohol
3.      Skala suhu
4.      Indeks.



Alat Pengukur Kelembaban Udara

1.  Phsycrometer
Phsycrometer merupakan alat  untuk mengukur Suhu Udara / Temperatur, suhu  Titik embun / pengembunan, dan kelembaban Udara. Phsycrometer terdiri dari 2 buah Termometer yang sama yaitu, Dry Bulb ( Termometer bola kering ) dan Wet Bulb ( Termometer bola basah ).  Prinsip kerja Phsycrometer berdasarkan pemuaian air raksa ( Hg ), 1 sekala = 0,2o C , diamati setiap jam selama 24 jam.

Hal-hal yang sangat memperngaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan menggunakan Psychrometer ialah :
1.      Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
2.      Ke  cepatan udara melalui Thermometer bola basah
3.      Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
4.      Letak bola kering atau bola basah
5.      Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain




2.  Termohigrograph
Termohigrograph merupakan alat  pencatat dan pengukur kelembaban udara dan suhu udara, pada alat ini terdapat dua sensor yaitu sensor kelembaban dan sensor suhu. Termohigrograph menggunakan prinsip kerja dengan sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara dan mengguanakan bimetal untuk sensor suhu udara. Alat ini diletakkan pada ketinggian 150 centimeter. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembaban setiap waktu secara otomatis pada pias. Dimana kertas pias bagian atas untuk mencatat suhu dan kertas pias bagian bawah untuk mencatat RH. Melalui suatu koreksi dengan phsycrometer kelembaban udara dari saat-saat tertentu. Pengambilan data dilakukan setiap seminggu sekali.

Alat Penakar Hujan

1.  Penakar Hujan Type Hillman
Penakar  hujan  type  hillman  merupakan  penakar  hujan  semi otomatis ,mempunyai ketinggian 120 cm² diukur mulai dari permukaan penyangga, mempunyai diameter corong 200 cm². Hasil penakaran curah hujan selain dalam  bentuk  tampungan  air  hujan  dalam  panci  penampung,  juga dihasilkan  dalam  bentuk  grafik  yang  tercatat  pada pias. Penakaran dan penggantian  kertas  pias  dilakukan  jam  07.00  waktu  setempat.

Bagian-bagian alat :
Penakar hujan Otomatis Type Hillman terdiri dari 6 bagian utama yaitu :
1.      Corong penakar dengan luas 200 cm².
2.      Tabung dengan pelampung yang dihubungkan dengan pena.
3.      Jam pemutar dan kertas pias.
4.      Pipa siphon untuk menentukan batas ketinggian air pada tabung pelampung 10 mm. Panci penampung air hujan
5.      Body penakar.

Cara kerja alat :
Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air  yang  masuk  dalam  corong  penakar  dialirkan  masuk  dalam  tabung pelampung. Penambahan  air  hujan  yang  masuk  dalam  tabung  pelampung akan  mengangkat  pelampung  yang  berhubungan  dengan  pena  ke  atas. Pergerakan  pena  akan  membentuk  grafik  pada  pias  yang  diputar  oleh  jam pemutar, dimana sumbu X adalah waktu antara jam 07.00 hari ini sampai jam 07.00 hari esok dan sumbu Y adalah jumlah curah hujan dengan nilai 0 – 10 mm. Setelah  mencapai  nilai  10  mm  pada  pias,  air  yang  tertampung  dalam tabung  pelampung  dikeluarkan  melalui  pipa  siphon  dan  pena  turun  hingga nilai  0  pada  pias  . Pergerakan  naik  turunnya  pena  akan  terus  berlangsung sampai  hujan  berhenti. Air  yang  dikeluarkan  dari  tabung  pelampung kemudian  tertampung  dalam  penci  penampung  dan  pada  saat  penggantian pias, air yang tertampung ditakar dengan gelas ukur dan dicatat pada pias.

2.  Penakar Hujan Type Obs
Alat penakar hujan type obs ini berfungsi  untuk mengukur curah  hujan yang jatuh  pada  permukaan  tanah  dalam  periode waktu 24 jam yang kemudian ditakar gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm. Alat  ini  bekerja  secara  manual,  alat  ini  terbuat  dari  aluminium  yang bentuknya  menyerupai  sebuah  tabung  yang  berbentuk  corong, dicat  putih atau cat perak untuk menghindarkan pengaruh radiasi sinar matahari dan mulut  corong  dibuat  menyempit  untuk  menghindarkan  terjadinya penguapan. Pancatatan  data  curah  hujan  hasil  pengukuran  dinyatakan  dalam bilangan bulat.apabila tidak ada hujan ditulis strip (-). Bila curah hujan yang terukur kurang dari 0.5 mm maka ditulis 0, jika lebih dari 0.5 ditulis 1.

Bagian-bagian alat :
Penakar hujan OBS terdiri dari 5 bagian utama yaitu :
1.      Corong penakar yang berbentuk lingkaran yang dapat dilepas dengan luas 100 cm persegi.
2.      Tabung panampung air hujan.
3.      Kran untuk mengeluarkan air
4.      Penyangga
5.      Gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm

Cara kerja alat :
Air hujan yang jatuh kepermukaan bumi akan masuk melalui mulut corong dan  diteruskan  kedalam  bak  penampung  yang  dialirkan melalui  pipa  sempit yang  ada  diujung  corong  penakar,  air  dalam  tabung  tersebut  ditakar  dengan cara  air  yang  berada  dalam  reservoir  dikeluarkan  melalui  kran  dan diamasukkan  dalam  gelas  ukur.  Penunjukan  intensitas  air  dalam  gelas  ukur menunjukkan jumlah curah hujan dalam 1 hari (24 jam).

Alat Pengukur Penyinaran Matahari

1.  Campbell Stokes
Campbell  stokes  merupakan  alat  recording,  dimana  hasil pengukurannya  dicatat  dalam  pias  yang  berupa  jejak pembakaran  oleh pemfokusan  sinar  matahari.  Campbell  stokes  digunakan untuk mengukur lama penyinaran matahari. Data yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan jam  atau  persen  (%).  Pada  pengamatan  agroklimat,  penggantian  pias (pengamatan)  dilakukan  jam  18.00. Pemasangan  pias jam  18.00  dengan asumsi  bahwa  pias  dipasang  sebelum  matahari  bersinar  dan  diangkat setelah matahari terbenam telah terpenuhi. Tinggi alat ini 120 cm diukur mulai dari dasar permukaan pondasi.

Bagian-bagian alat :
Campbell stokes terdiri dari 5 bagian utama yaitu :
1.      Bola kaca
2.      Tempat pias dan kertas pias.
3.      Busur penjepit bola kaca yang dilengkapi dengan skala derajat lintang.
4.      Tiga buah skrup penyangga untuk memperoleh posisi horisontal dan arah
utara yang sebenarnya.
5.      Papan skala untuk membaca pias (Sun shine scale).

Cara kerja alat :
Sinar  ditangkap  oleh  lensa dan  di  fokuskan  ke  atas  kertas  pias  hingga terbakar.  Kemudian  panjang  kertas  pias  yang  terbakar  akan  diukur  untuk mengetahui panjang penyinaran. Pada saat matahari bersinar. Sinar yang jatuh pada bola kaca  akan  dikumpulkan  dan  difokuskan  pada  suatu  titik  dan diarahkan pada kertas pias. Kertas pias akan menerima sinar dalam bentuk titik api dan meninggalkan bekas terbakar pada kertas pias. Panjang bekas terbakar pada kertas pias merupakan lama penyinaran sinar matahari.

Penggunaan Kertas Pias :
·         Pias Lengkung Panjang : 15 Oktober - 28/29 February (BBS) 12 April – 2 September (BBU)
·         Pias Lengkung Pendek : 12 April – 2 September (BBS) 15 Oktober – 28/29 February (BBU)
·         Pias Lurus : 1 Maret – 11 April 3 September – 14 Oktober (BBS dan BBU.

Alat Pengukur Penguapan

1.  Panc Evaporimeter
Alat  ini  digunakan  untuk mengukur  daya  pengupan  lapisan  udara  dekat  tanah. Penguapan  dari evaporimeter tidak sama dengan penguapan suatu permukaan bumi, tetapi dapat  menunjukkan  perkiraan  besarnya  penguapan  suatu  permukaan bumi. Data  yng  dihasilkan  dinyatakan  dalam  satuan  mm. Untuk pemasangan  satu  unit  Open  Pan  biasanya  dilengkapi  dengan  alat pendukung  yaitu  sebuah  penakar  hujan  OBS  dan  sebuah  cup  counter anemometer tinggi 50 cm. Panci penguapan  merupakan  alat  yang  digunakan  secara  manual, berfungsi  untuk  mengukur  penguapan  dalam  1  hari.  Panci  penguapan terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat. Pondasi/alas dari alat ini dibuat dari kayu yang dicat sehingga tahan terhadap  cuaca dan rayap.  Bagian atas kayu dicat putih untuk mengurngi penyerapan radiasi sinar matahari.

Bagian-bagian alat :
Open pan terdiri dari 5 bagian utama yaitu :
1.      Panci dari stainlees dengan diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.
2.      Hook Gauge (Alat pengukur tinggi permukaan air dalam panci)
3.      Still  Well  (Tempat  Hook  Gauge  dan  sekaligus  pencegah  terjadinya gelombang saat pengukuran)
4.      Floating  Thermometer/termometer  apung  (termometer  maksimum  dan minimum air)
5.      Cup counter  anemometer 

Cara kerja alat :
Dengan adanya penguapan, permukaan air pada panci akan berkurang. Pengukuran  dilakukan  didalam  still  well  yang  terdapat  lubang  pada dasarnya untuk jalan masuk air. Jumlah air menguap dalam jangka waktu tertentu  diukur  menggunakan  hook  gauge  dengan  merubah  letak  ujung jarum  sampai  menyentuh  permukaan  air.  Pengamatan  dilakukan  dengan mencatat  hasil  pengukuran  perubahan  tinggi  air  pada  panci  penguapan, pencatatan  kecepatan  angin  rata-rata  dari  cup  counter  anemometer  serta pencatatan jumlah curah hujan dari penakar hujan OBS yang terpasang.

AWS (Automatic Weather Stations)
AWS  (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. Sensor-sensor yang digunakan pada alat ini meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emitin g Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu  (present weather ) dengan mudah

Bagian – bagian alat :

Secara umum AWS memiliki bagian-bagian alat sebagai berikut:

Sensor :
1.      Wind speed dan Wind direction (Anemometer  yang diletakkan pada tiang setinggi 10 meter)
2.      Humidity
3.      Temperature
4.      Solar radiation
5.      Air Pressure
6.      Rain gauge

Data Logger :
1.      Komputer (sistem perekam dan sistem monitor)
2.      Display (optional)
3.      Tiang untuk dudukan sensor dan data logger
4.      Penangkal petir

Cara kerja alat :
AWS secara otomatis bekerja mengimput data ke dalam sebuah komputer yang sudah mempunyai  aplikasi  AWS dan menampilkannya pada layar monitor.

Theodolite
Theodolite merupakan alat teropong di BMKG yang digunakan untuk mengukur arah dan  kecepatan angin dilapisan atas. Pada alat ini terdapat skala Azimut dan Elevasi, dengan mengetahui kecepatan naik suatu benda,  kita dapat menentukan  posisi benda selanjutnya ( rumus Phytagoras ). Target / benda yang biasa digunakan adalah dengan balon udara. Balon udara yang digunakan bisa berwarna kuning atau merah karena warna tersebut kontras dengan warna langit


Automatic Rain Sampler
Automatic Rain Sampler merupakan alat yang digunakan untuk mengambil sampel air hujan basah (wet) dan dan kering (dry). Prinsip kerjanya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan trigger kepada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat pengapungan air yang digerakkan oleh motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti maka penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang ditempat penampungan tak terkena kotoran lain karena tertutup rapat.

High Volume Sampler (HV Sampler)
Alat ini berfungsi untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut.

Barometer Air Raksa
Barometer air raksa (merkuri) berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Barometer air raksa terbuat dari tabung gelas dengan ketinggian sekitar 84 cm dan tertutup pada ujung atasnya. Sedangkan ujung tabung satunya dibiarkan terbuka serta dicelupkan dalam wadah yang berisi air raksa. Daerah vakum terbentuk dekat ujung atas tabung kaca karena tabung tidak sepenuhnya terisi dengan air raksa.

Cara kerja alat :
Pada suhu dan tekanan normal tinggi air raksa berkisar pada 76 cm. Karena terdapat daerah hampa di bagian atas barometer, kolom merkuri tidak mengalami tekanan dari ujung atas tabung kaca. Jadi, kolom merkuri di tabung kaca naik atau turun karena efek tekanan atmosfer pada permukaan wadah air raksa sehingga mencerminkan tekanan atmosfer total pada tempat tersebut.
Pompa vakum merupakan alat yang digunakan untuk mengisi barometer raksa dengan air raksa. Pompa vakum membuat tabung kaca menjadi hampa. Air raksa kemudian ditarik ke dalam tabung gelas dari wadah dan mengisi sebagian tabung kaca. Salah satu fitur unik dari barometer raksa adalah bahwa tingi raksa tidak akan berubah meskipun ukuran tabung kaca yang digunakan berbeda ukuran. Hal ini karena level air raksa dalam tabung kaca hanya bergantung pada tekanan atmosfer.
Untuk meningkatkan akurasi, barometer raksa bisa dilengkapi dengan dua peralatan tambahan. Pertama adalah skala verneir yang membantu pembacaan barometer agar lebih akurat dibanding hanya menggunakan skala barometer biasa. Kedua adalah termometer yang digunakan sebagai pengoreksi terhadap kesalahan faktor luar seperti perubahan kepadatan air raksa dan perubahan bahan.
Meskipun barometer bisa dibuat dengan cairan apapun, ada beberapa sifat raksa yang membuatnya menjadi substansi ideal untuk barometer. Air raksa lebih padat daripada kebanyakan cairan lainnya dengan titih didih tinggi. Air raksa juga relatif mudah didapatkan.

Barograph
Barograph adalah alat ukur tekanan udara yang dapat mencatat sendiri, prinsip kerjanya sama dengan Barometer Aneroid yang dilengkapi dengan tangkai pena penunjuk dan pias yang dilekatkan pada sebuah tabung jam yang berputar. Skala pias barograph, pada umumnya adalah antara tekanan udara 970 sampai dengan 1050 mb. Pada Barograph merk R.Fuess type 78a, tangkai penghubung antara tabung Vidi dengan tangkai pena diberi lubang-lubang pin. Fungsinya untuk penunjukkan pena pada skala-skala tekanan udara tertentu, sehingga alat ini dapat dioperasikan sampai dengan tekanan udara 825 mb.atau sampai dengan ketinggian antara 1100 sampai dengan 1350 meter dari permukaan laut. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin peka.












BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Terdapat banyak alat dalam mengukur unsur cuaca /iklim yakni compbell stokes, termometer  dan  termograf,  higrometer,  anemometer,  evaporimeter  dan ombrometer.
2.      Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda sesuai dengan  fungsi  masing-masing  alat  ukur  dengan  tata  letaknya.  Pemasangan  alat ukur  umumnya  dilakukan/dipasang  di  tempat  terbuka.  Cara  kerja  tiap  alat  ukur akan  menghasilkan  data  pencatatan  yang  akurat,  bila  penggunaannya  dilakukan dengan baik dan benar tanpa kesalahan.
3.      Cara  pengamatan  peralatan  ukur  unsur  iklim/cuaca  disesuaikan  dengan  kerja masing-masing  alat  ukut  tersebut.  Pengamatan  umumnya  dilakukan  pada  pagi hari dan berlangsungnya bisa dalam harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan.

B.  Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikum berjalan denganlancar dan tertib agar praktikan mampu memahami materi dengan jelas.













DAFTAR PUSTAKA

www.academia.edu/8552322/TAMAN_ALAT_BMKG.
www.academia.edu/21028013/LAPORAN_PRAKTIKUM_BMKG_2015
echikatarigan.blogspot.com/2015/05/laporan-penelitian-di-taman-alat-bmkg.html
harnisuci06.blogspot.com/2015/01/laporan-klimatologi-pengenalan-alat.html
yohanissarmaklimatologi.blogspot.com/2016/04/pengenalan-alat-alat-klimatologi.html
http://klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/aws-automatic-weather-station
https://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/cuaca-dan-iklim

1 komentar:

  1. sands casino: 100% up to $200 Free + 50 Spins
    Deposit, 인카지노 play and withdraw 샌즈카지노 your wager at Sands Casino! Experience the excitement of Vegas, Las Vegas, and Vegas in our new 카지노 casino slot machine!

    BalasHapus